Marsino (50) memperlihatkan yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/4). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Marsino (50) pencari yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/4). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Marsino (50) mencari yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/4). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Marsino (50) memperlihatkan yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/4). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Marsino (50) memperlihatkan yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/4). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Warga memperlihatkan petek yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
Warga memperlihatkan petek yutuk (under-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/5). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Marsino (50) mencari yutuk (undur-undur laut) di bibir Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (5/5).
Nelayan disana biasa mencari yutuk dari pagi hingga siang hari yang merupakan mata pencaharian bagi mereka. yutuk nantinya akan dijual ke warung-warung pinggiran pantai dengan harga Rp 30.000 per kilogram untuk dijadikan peyek yutuk.