Selasa 02 Oct 2018 23:59 WIB

Suasana Perumahan di Petobo yang Ambles Ditelan Bumi

Berdasarkan citra satelit di Perumnas Balaroa ada 1.747 unit rumah terdampak dan 744 .

Rep: Bayu Adji P, Muhammad Adimaja/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Satu unit kendaraan tertimbun akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). (FOTO : Muhammad Adimaja/Antara)

Satu unit kendaraan tertimpa bagian bangunan rumah akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). Petobo merupakan kawasan yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa. (FOTO : Muhammad Adimaja/Antara)

Anggota tim penyelamat dari Manggala Agni mencari korban gempa dan tsunami di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). (FOTO : Muhammad Adimaja/Antara)

Kondisi bangunan dan jalanan yang rusak akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). Petobo merupakan kawasan yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa. (FOTO : Muhammad Adimaja/Antara)

Kondisi bangunan dan jalanan yang rusak akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR), di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10). (FOTO : Muhammad Adimaja/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum bisa memastikan jumlah kerusakan maupun korban yang terdampak likuifaksi (pencairan tanah) Perumnas Petobo dan tanah amblas di Perumnas Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Hal itu karena, kondisi material yang ada di lokasi saat ini belum memungkinkan untuk mencari korban.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan citra satelit di Perumnas Balaroa ada 1.747 unit rumah terdampak dan 744 unit rumah di Perumnas Petobo. Ia menjelaskan, di Balaroa kondisi tanah yang amblas ke bawah sekitar 3 meter.

"Kita belum tahu jumlah korban yang tertimbun di Belaroa, begitu juga dampak likuifaksi di Petobo," kata dia saat konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (2/10).

sumber : Republika, Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement