Seorang siswia melintas di pelataran halaman SD Negeri 2 Taruta, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Seorang siswa SD Negeri 2 Taruta, Palu, Sulawesi Tengah, melitas di halaman sekolahnya, Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Siswa-siswi SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah, menyalami gurunya yang baru tiba di sekolah, Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Sejumlah siswa SD Negeri 2 Taruta, Palu, Sulawesi Tengah nampak duduk-duduk di pelataran sekolahnya Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Sejumlah guru SD Negeri 2 Tarura Palu, Sulawesi Tengah, saling bersalaman saat tiba di sekolah tersebut, Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Sejumlah siswa SD Negeri 2 Taruta, Palu, Sulawesi Tengah nampak duduk-duduk di pelataran sekolahnya Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tatura Palu Sulawesi Tengah Nirwana Novitasari, memberikan sedikit arahan kepada sejumlah siswa dan siswinya yang hadir di sekolah, Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
Ibu Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tatura Palu Sulawesi Tengah Nirwana Novitasari, memberikan arahan kepada sejumlah siswa dan siswinya yang hadir di sekolah, Senin (15/10). (FOTO : Darmawan / Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sejumlah siswa dan guru SD Negeri 2 Tatura Palu, Sulawesi Tengah berfoto bersama di halaman seklahnya, Senin (15/10).
Pascagempa bumi dan tsunami pada 28 September lalu, suasana sekolah dasar ini masih nampak sepi belum ada kegiatan belajar dan mengajar meski sudah ada pengumuman yang menyatakan kegiatan belajar dimulai sejak 9 Oktober lalu, hal ini diperkirakan karena masih banyaknya masyarakat yang anaknya sekolah di SD tersebut masih tinggal di tempat pengungsian dan pulang ke daerah asalnya.