REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap Indonesia saat ini menghadapi ancaman meningkatnya perokok anak dan remaja. Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan kecenderungan peningkatan prevalensi merokok terlihat lebih besar pada kelompok anak-anak dan remaja.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan terjadi peningkatan prevalensi merokok penduduk usia kurang dari 18 tahun dari 7,2 persen menjadi 9,1 persen. Kajian Badan Litbangkes 2015 menunjukkan Indonesia menyumbang lebih dari 230 ribu kematian akibat konsumsi produk tembakau setiap tahunnya.
Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, 87 persen kasus kanker paru berhubungan dengan merokok. Seorang perokok punyai risiko dua sampai empat kali lipat terserang penyakit jantung koroner dan berisiko lebih tinggi terserang penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular (PTM) lainnya.