REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Samboja dan sepaku memang dikelilingi oleh hutan termasuk hutan lindung dan hutan konservasi seperti Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto dan Hutan Konservasi Bukit Bangkirai, maka tak heran, masih dapat dijumpai satwa-satwa liar di kawasan tersebut. Selain itu juga banyak lokasi-lokasi tambang baik yang aktif maupun yang sudah selesai dieksploitasi.
Kondisi lingkungan di area ibu kota baru itu juga yang menjadi perhatian pemerintah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menegaskan pemindahan tersebut tidak akan merusak lingkungan. "Presiden memberikan arahan kepada saya bah dalam penyiapan pemindahan ibu kota ini justru kita sekaligus memperbaiki kawasan tahura dan kawasan-kawasan konservasi,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya.
Kawasan Samboja dan Sepaku yang sebelumnya sepi, mendadak ramai didatangi orang. Satu hari setelah pengumuman pemindahan ibu kota, kedua kecamatan itu banyak didatangi pencari tanah. Setiap hari ada saja orang yang datang mencari tanah, kata Armansyah, warga Samboja. Sementara itu, dalam waktu beberapa hari, tanah-tanah di sana sudah tidak tersedia untuk dijual. "Habis sudah tanah-tanah bersertifikat, ’sold out’ cuma beberapa hari,” ujar Puning, pemilik warung di Samboja, yang juga baru membeli tanah seluas satu hektare, sehari usai pengumuman pemindahan ibu kota.
Namun, yang terpenting, pemindahan ibu kota diharapkan dapat mengerek laju ekonomi dan pembangunan di Kalimantan khususnya di Kalimantan Timur. “Mudah-mudahan dapat pekerjaan enak, perekonomian maju,” kata Syamsiah warga Samboja. Harapan yang sama diungkapkan Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Masud, "Insha Allah akan terjadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.