Kamis 12 Sep 2019 11:10 WIB

BJ Habibie dan Pesawat Kertas (Bagian 2)

Pemotretan Habibie dan pesawat kertas dilakukan dalam waktu sempit. .

Rep: Yogi Ardhi/ Red: Yogi Ardhi
Foto sampul depan Harian Republika edisi wafat dan hari jadi mendiang BJ Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hal yang terlintas di kepala kami berdua saat itu tentang seorang BJ Habibie, tentunya adalah keahliannya di bidang industri pesawat terbang. Opsi Habibie memegang mock up pesawat Gatot Kaca N250 sempat terlintas.

 

"Namun mas Kumara kemudian mengarahkan ke hal yang lebih simpel. Yakni Habibie menerbangkan pesawat dari kertas. Saya setuju dengan hal tersebut karena lebih mudah untuk diaplikasikan," tambah Edwin.

 

Sederhana, namun kuat secara simbol. Sebenarnya Memotret profil Habibie pernah dilakukan Edwin sebelumnya. Tapi sesi pemotretan kali ini menjadi spesial baginya karena dituntut untuk bisa menampilkan visual berbeda dari sosok BJ Habibie.

 

Beberapa hari sebelum wawancara dilaksanakan, Edwin mencoba untuk melakukan simulasi pemotretan dibantu oleh istrinya di rumah. "Mulai dari tata lampu dan reka adegan yang nantinya akan saya terapkan saat melakukan pemotretan nanti. Tak lupa, saya meminta istri untuk membuatkan pesawat dari kertas.," ujar ayah dua anak ini.

 

Saat sesi wawancara, Ahad 19 Juni 2016, rombongan redaksi Republika yang berjumlah sembilan orang dan juga Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi diterima pak Habibie di ruang perpustakaan pribadi beliau yang biasa digunakannya untuk menjamu tamu.

 

Proses wawancara berjalan santai dan penuh keakraban, sampai-sampai durasi wawancara menjadi lebih panjang dari yang telah ditentukan. Selesai wawancara, sesi foto pun dimulai.

 

Ternyata saat itu diberitahukan kalau tidak diberikan banyak waktu untuk melakukan pemotretan. Sudah ada media lain yang menunggu untuk  melakukan wawancara juga.

 

"Walhasil saya hanya melakukan dua kali pengambilan foto. Pesawat kertas (berjumlah tiga buah) yang sudah saya siapkan dari rumah, saya berikan ke pak Habibie sambil menjelaskan bahwa konsep pemotretannya adalah pak Habibie sedang memegang pesawat kertas dan kemudian menerbangkannya," kenang Edwin.

 

Percobaan pertama berjalan lancar, tapi dirasa masih kurang mendapatkan ekspresi wajah yang pas. Edwin minta untuk dilakukan sekali lagi, dan beliau pun menuruti. Itu merupakan kesempatan terakhir untuk sesi foto. Sambil mengecek teknis kamera, saya pun memberikan arahan dan aba-aba kapan pak Habibie melempar pesawat kertas itu.

"Ya pak, silahkan dilempar",  saya sambil melihat dari jendela bidik kamera. Pesawat kertas itu pun terbang, sekaligus mengakhiri sesi pemotretan. Tak lebih dari 10 menit.

 

"Rasanya kurang puas karena waktu yang terbatas. Selesai pemotretan, saat saya menunjukkan hasil foto, pak Habibie bertanya, pakai kamera apa? Nikon pak, jawab saya.

 

"Saya ada kamera Leica", ujar. Sambil bergurau saya menjawab, "kamera mahal itu pak". "Nanti kamu juga bisa beli," kata pak

 

"Kisah tentang Habibie dan pesawat kertas akan selamanya membekas di dalam diri saya. Karena pengalaman itu tentu tak akan berulang," pungkas Edwin.

 

Tiga tahun berselang, tepatnya pada 11 September 2019, BJ Habibie wafat.

 

Foto pak Habibie tengah "menerbangkan" pesawat kertas itu kembali muncul di banyak postingan sosial media untuk ucapan belasungkawa dengan beragam variasi, mulai dari sketsa, kartun, animasi dan video.

 

Sayangnya tidak banyak yang mencantumkan sumber atau kredit foto yang notabene adalah milik Republika.

 

Republika sendiri, kembali menampilkan foto tersebut sebagai foto utama koran edisi wafatnya pak Habibie. Selamat jalan pak Habibie, semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik disisi-Nya.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement