REPUBLIKA.CO.ID, Perkembangan astronomi dalam peradaban Islam yang terjadi pada abad ke-9 dimulai dengan diterjemahkannya karya-karya utama Almagest oleh para ulama dan ilmuwan.
Almagest adalah sumber terpenting mengenai informasi tentang astronomi Yunani kuno. Pengaruh peradaban India dan Persia juga turut berkontribusi dalam bangunan ilmu astronomi dalam Islam. Berikut tiga astronom Muslim terkemuka pada masanya:
A. Muhammad al-Fazari
Abu Abdullah Muhammad bin Ibrahim al-Fazari (w 777 M) merupakan astronom resmi pertama Dinasti Abbasiyah yang mengoreksi tabel yang ada berdasarkan teks astronomi India Siddhanta. Al –Fazari juga penyair astronomis dan dikenal sebagai pembuat astrolab (alat untuk mengukur tinggi bintang).
B. Al-Fargani (Alfraganus)
Al-Fargani sekitar 860 M menulis kitab Ushul al-Falak (prinsip-prinsip astronomi) dan Jawami Ilm an-Nujum wa Ushul al-Harakah as-Samawiyyah (penjelasan lengkap tentang bintang dan prinsip-prinsip gerakan langit). Buku ini jadi rujukan penting di Eropa.
C. Abbas bin Farnas
Abbas bin Farnas bin Wardas yang biasa dipanggil Abu Qashim dilahirkan di Kordoba pada 194 H dan tumbuh besar di sana. Dia orang pertama kali yang menemukan jam kemudian diberi nama al-miqatah, juga teropong bintang yang diberi nama natu al-halq. Dia juga penemu teori pesawat terbang setelah mempelajari berat jenis dan kekuatan angin. Pada 274 H dia wafat di Andalusia.ed: nashih nashrullah.
Sumber: berbagai sumber, Pengolah: Nashih Nashrullah