Kamis 03 Oct 2019 23:27 WIB

Garam Gunung di Perbatasan Kalimantan (1)

.

Rep: M Agung Rajasa/ Red: Yogi Ardhi

Seorang perempuan melintas di depan pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang. (FOTO : M Agung Rajasa/Antara)

Salah satu sumur yang merupakan sumber mata air asin di desa Long Midang, Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. (FOTO : M Agung Rajasa/Antara)

Seorang warga memasukkan air sumur ke dalam jeriken di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang. (FOTO : M Agung Rajasa/Antara)

Warga memasukan air asin ke dalam tungku saat proses memasak di pondok pengolahan garam gunung. (FOTO : M Agung Rajasa/Antara)

Proses memasak air asin di pondok pengolahan garam gunung, desa Long Midang. (FOTO : M Agung Rajasa/Antara)

Warga memasukan air asin ke dalam tungku saat proses memasak di pondok pengolahan garam gunung. (FOTO : M Agung Rajasa/Antara)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, LONG MIDANG -- Krayan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang secara topografi terletak di daratan tinggi dan dikelilingi hutan tropis serta berbatasan langsung dengan Negeri Jiran Malaysia. Walapun di dataran tinggi, masyarakat Dayak Lundayeh di Krayan mampu mengolah garam dengan hasil kualitas sangat baik dari ketinggian 900 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Menurut pengakuan salah satu warga, Purwati, pengolahan garam gunung ini telah dilakukan sejak dahulu oleh nenek moyang mereka. Daerah ini mempunyai sumber mata air yang tidak pernah kering dan rasanya asin.

Ada dua sumur di desa Long Midang yang masih aktif digunakan untuk pengolahan garam, warga setempat memberikan nama sumur itu laki-laki dan perempuan. Pengolahan sumur atau pembuatan garam tidak dikelola secara perorangan namun di kelola oleh setiap keluarga secara bergiliran.

Proses pembuatan garam gunung sejak ditemukan pertama kalinya tidak mengalami perubahan hingga sekarang, cita rasanya pun tidak berubah sama sekali. Air asin yang didapat dari sumur tersebut dimasak berjam-jam dengan menggunakan kayu bakar hingga membentuk kristal putih yang kemudian dijemur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement