Kamis 12 Dec 2019 14:37 WIB

Haedar Nashir Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UMY

.

Rep: Wihdan Hidayat, Wahyu Suryana/ Red: Yogi Ardhi

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Prof Haedar Nashir menerima surat pengangkatan guru besar dari Rektor UMY Gunawan Budiyanto pada acara Pengukuhan Guru Besar di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Prof Haedar Nashir bersama jajaran senat mengikuti upacara Pengukuhan Guru Besar di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Prof Haedar Nashir bersama jajaran senat mengikuti upacara Pengukuhan Guru Besar di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Pidato pengukuhan guru besar oleh Prof Haedar Nashir di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Pidato pengukuhan guru besar oleh Prof Haedar Nashir di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Prof Haedar Nashir menerima ucapan selamat dari mantan Wapres Jusuf Kalla saat upacara Pengukuhan Guru Besar di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Pengukuhan Guru Besar Haedar Nashir. Prof Haedar Nashir menerima ucapan selamat usai upacara Pengukuhan Guru Besar di Sportorium UMY, Yogyakarta, Kamis (12/12). (FOTO : Republika/ Wihdan)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Cendekiawan Muslim Indonesia, Haedar Nashir, dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Dalam pengukuhannya, Haedar membawakan pidato berjudul "Moderasi Indonesia dan Keindonesiaan Perspektif Sosiologi."

Judul pidato pengukuhan itu hampir sama dengan satu buku tulisannya berjudul Indonesia dan Keindonesiaan Perspektif Sosiologi. Karenanya, ia mengaku tidak akan membacakan penuh isi pidato yang ditulisnya.

Ia menekankan, Indonesia harus mampu menyelesaikan masalah-masalah radikalisme dalam dunia politik, ekonomi, budaya dan keamanan dan lain-lain. Tapi, Haedar menegaskan, wajib dilakukan secara moderat.

"Mari kita akhiri deradikalisasi dan kita ganti dengan moderasi," kata Haedar di Sportorium UMY, Kamis (12/12).

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement