Sejumlah pedagang burung pipit menjajakan dagangannya dikawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Sabtu (25/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Sejumlah pedagang burung pipit menjajakan dagangannya dikawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Sabtu (25/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Sejumlah pedagang burung pipit menjajakan dagangannya dikawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Sabtu (25/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Sejumlah pedagang burung pipit menjajakan dagangannya dikawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Sabtu (25/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
Sejumlah burung pipit berada di dalam sangkar di Vihara Amurva Bhumi, Karet, Jakarta, Ahad (19/1). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Sejumlah pedagang burung pipit menjajakan dagangannya dikawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Sabtu (25/1). (FOTO : Thoudy Badai_Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tradisi yang dilakukan umat konghucu saat merayakan Imlek adalah melepas mahluk hidup lain ke alam bebas. Tradisi yang dikenal dengan nama fang sheng ini biasanya dilakukan dengan melepaskan burung pipit.
Gayung bersambut, penjual burung pipit pun, menyediakan pasokan burung pipit hasil tangkapannya untuk dijual. Sejumlah pedagang burung pipit menjajakan dagangannya dikawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Sabtu (25/1).
Pedagang burung pipit mengaku mengalami kenaikan omset mencapai 30 persen dengan pendapatan mencapai Rp. 4 juta pada perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020.
Tradisi melepas burung pipit atau Fang Sheng pada saat perayaan Tahun Baru Imlek diyakini masyarakat Tionghoa sebagai sebuah simbol menjalin kehidupan yang berkesinambungan dengan alam.
sumber : Republika