Senin 27 Jan 2020 11:45 WIB

Kuli SIndang Menanti Godot di Tepi Jalanan Jakarta

.

Rep: Thoudy Badai/ Red: Yogi Ardhi

Suherman (57) menunggu pelanggan di trotoar Jalan Punak, CInere, Depok, Jawa Barat, Senin (27/1). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Kuli sindang menunggu pelanggan di trotoar Jalan Punak, CInere, Depok, Jawa Barat, Senin (27/1). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Wiryo (50) menunggu pelanggan di trotoar Jalan Punak, CInere, Depok, Jawa Barat, Senin (27/1). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Sodikin (30) menunggu pelanggan di trotoar Jalan Punak, CInere, Depok, Jawa Barat, Senin (27/1). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Mukhlisin (29) menunggu pelanggan di trotoar Jalan Punak, CInere, Depok, Jawa Barat, Senin (27/1). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Kuli sindang menunggu pelanggan di trotoar Jalan Punak, CInere, Depok, Jawa Barat, Senin (27/1). (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuli Sindang mungkin tidak banyak orang yang mengetahui asal-usul dan bagaimana kata itu ditujukan. Sebutan ini adalah sebutan bagi pekerja kasar yang pekerjaanya menggali di jalan-jalan yang ada di kota khususnya di Jakarta.

Sebutan Sindang berakar dari nama Sindang Laut sebuah daerah di Kabupaten Kuningan. Dari daerah inilah dulu kuli-kuli ini berasal. Kini mereka tidak melulu berasal dari Sindang, namun sebutan itu tetap melekat.

Pekerjaan kuli sindang ini sejatinya dipenuhi ketidakpastian. Belum tentu setiap hari bisa memperoleh pekerjaan. Kini keadaan itu semakin diperparah oleh keberadaan mesin-mesin yang merampas lapangan kerja mereka.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement