REPUBLIKA.CO.ID, Setelah laki-laki kulit hitam George Floyd dibunuh oleh polisi kulit putih di Minneapolis, puluhan ribu orang di berbagai kota di Amerika Serikat (AS) turun ke jalan. Mereka menyampaikan aspirasi mereka menentang rasialisme dan brutalitas polisi terhadap masyarakat kulit hitam.
25 Mei
George Floyd, seorang laki-laki kulit hitam berusia 46 tahun dicekik dengan lutut oleh petugas polisi Derek Chauvin. Videonya viral.
26 Mei
Kepala Polisi Minneapolis Medaria Arradondo memecat empat petugas yang terlibat dalam pembunuhan Floyd. Demonstrasi memprotes kematian George Floyd pecah di Minneapolis.
27 Mei
Unjuk rasa mulai menyebar ke kota-kota lain di Amerika untuk menentang rasialisme yang dinilai menyebabkan kekerasan terhadap warga kulit hitam AS.
28 Mei
Gubernur Minnesota Tim Walz mengaktifkan Garda Nasional untuk menghentikan pengunjuk rasa.
29 Mei
Petugas yang mencekik Floyd yakni Chauvin ditangkap dan dikenakan pasal pembunuhan tingkat tiga dan dua. Vonis maksimal dakwaan terhadapnya 35 tahun penjara.
30 Mei
Wali Kota Minneapolis meminta warga untuk tetap mematuhi peraturan di rumah saja karena adanya penjarahan
31 Mei
Unjuk rasa kembali pecak di berbagai kota di AS yang disertai bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi. Ratusan orang ditangkap.
1 Juni
Hasil otopsi menunjukkan George Floyd meninggal karena dibunuh. Di hari yang sama, Trump mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk menekan pengunjuk rasa.
Sumber: New York Times
Pengolah data: Lintar Satria/Nur Aini