REPUBLIKA.CO.ID, Masa transisi pemilihan presiden AS tak berjalan mulus. Presiden pejawat Donald Trump menuding telah terjadi kecurangan sistematis. Hingga kini ia belum memberikan selamat terhadap pesaingnya Joe Biden. Melalui pengacaranya ia melayangkan gugatan di sejumlah negara bagian.
Perolehan Suara Electoral
(Data Associated Pers 20 November, butuh 270 untuk menang)
Joe Biden (Demokrat): 306
Donald Trump (Republik): 232
Penolakan Trump
- Pada 4 November Trump melayangkan gugatan ke tiga negara bagian di Pennsylvania, Michigan, dan Georgia.
- Trump menilai telah terjadi kecurangan sistematis dalam pemungutan suara. Lewat status di Twitter-nya, Kamis (19/11), Trump menyebut ada bukti surat suara orang mati di Pennsylvania. "Bukti kecurangan suara terus berkembang, termasuk 20 ribu orang mati dalam pemungutan di Pennsylvania, dan ribuan lainnya di berbagai negara bagian."
- Di Georgia, Trump curiga karena hampir tidak ada surat suara yang ditolak. Padahal pada pemilu-pemilu terdahulu mendekati empat persen.
- Pada 15 November, Trump lewat cicitan di //Twitter// sempat menyebut lawannya dalam pemilihan presiden (pilpres) menang. Namun, ia tetap menuding kemenangan itu karena "sudah disabot" dan menolak mengaku kalah.
Respons Joe Biden
- Pada 10 November, Joe Biden menilai sikap Trump yang tak mau mengakui kekalahan adalah memalukan.
- Joe Biden memperingatkan konsekuensi mengerikan jika presiden pejawat Donald Trump dan pemerintahannya terus menolak untuk berkoordinasi dengan tim transisi. Kerja sama dalam perpindahan akan sangat memengaruhi masalah pandemi virus Corona, kebijakan, dan rencana vaksin.
- Presiden terpilih Joe Biden menegaskan tidak ada yang akan menghentikan proses transfer kekuasaan di pemerintah Amerika Serikat (AS), Selasa (10/11), meski Trump menolak mengaku kalah. Pelantikan akan tetap digelar pada 20 Januari 2021.