REPUBLIKA.CO.ID, Wabah virus Nipah kembali muncul. Ketika dunia belum selesai berhadapan dengan pandemi Covid-19, virus Nipah membawa ketakutan baru.
Virus yang pertama kali diidentifikasi di Malaysia itu sebenarnya sudah ada sejak 1999. Wabah virus Nipah ketika itu merebak di antara peternak babi di Kampung Sungai Nipah di Malaysia.
Hewan ternak babi diduga terinfeksi dari kelelawar buah yang membawa virus Nipah. Saat itu pun dilakukan pemusnahan massal hingga 1 juta ekor ternak babi.
Virus Nipah berbahaya karena dapat menginfeksi tidak hanya babi, tapi juga peliharaan lain dan manusia. Virus Nipah juga hingga kini belum ditemukan vaksinnya.
Orang yang terinfeksi virus ini dapat jatuh koma dalam waktu 48 jam setelah menunjukkan gejala. Virus sangat mematikan dengan tingkat kematian rata-rata sekitar 75 persen.
Virus Nipah memiliki masa inkubasi empat hingga 18 hari. Gejalanya radang saluran pernapasan, batuk mirip influenza, demam tinggi mendadak, dan nyeri otot.
Penyakit ini bisa berlanjut menjadi peradangan pada otak atau ensefalitis. Gejalanya disertai pusing, mual, muntah, hingga disorientasi. Tanda-tanda dan gejala bisa berkembang menjadi koma dalam 24 jam hingga 48 jam.