Selasa 16 Nov 2021 04:50 WIB

Menikmati Keriaan Fotografi, Bdg Photography Month 2021 (1)

BPM tidak digelar di galeri seni, aula, atau gedung lain yang biasa digunakan pameran.

Red: Yogi Ardhi

Foto-foto Muhammad Rahman yang dipamerkan di meja rias antik pada ajang Bandung Photo Month di Pasar Antik Cikapundung, Bandung (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Salah satu foto seri berjudul Bapak karya Fauzan Azhimi pada ajang Bandung Photo Month di Pasar Antik Cikapundung, Bandung (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Salah satu foto seri karya Safri yang harus diakses setelah membuka laci pada ajang Bandung Photo Month di Pasar Antik Cikapundung, Bandung (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Foto seri karya Laudya Hasana Zahra yang dipamerkan pada ajang Bandung Photo Month di Pasar Antik Cikapundung, Bandung (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

Anjuran menggunakan senter untuk melihat karya foto pada salah satu foto yang dipamerkan pada ajang Bandung Photo Month di Pasar Antik Cikapundung, Bandung (FOTO : Republika/Yogi Ardhi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pameran foto secara luring kembali menggeliat di tengah masa pandemi. Sejumlah kegiatan fotografi terutama pameran kembali digelar. Beberapa kegiatan pameran memilih galeri, dan ruang pamer lain sebagai lokasi pameran.

Namun berbeda dengan Bandung Photography Month 2021 di Kota Kembang. BPM tidak digelar di galeri seni, aula, atau ruangan lain yang biasa digunakan untuk menggelar pameran foto. Sejak awal diinisiasi, BPM kerap menggunakan ruang publik sebagai venue berbagai kegiatan fotografi. Hampir sebulan lalu BPM 2021 digelar di sebuah pasar yang khusus menjual barang antik di kawasan Cikapundung, Bandung. Sebuah area di gedung komersial di daerah Cikapundung. 

Sebutan pasar tidak serta merta identik dengan pasar tradisional tempat berjualan seperti pasar inpres atau pasar induk. Pasar Cikapundung merupakan kompleks gedung pertokoan tidak jauh dari Gedung Merdeka dan Alun-alun Bandung di Jalan Asia Afrika. 

Pertokoan Cikapundung ini memang telah lama dikenal warga Bandung sebagai salah sentra penjualan peralatan suku elektronik dan pertukangan lainnya. Sementara keberadaan pasar barang antik tergolong masih muda baru muncul di area Pasar Cikapundung ini pada Tahun 2012.

Seratus lebih foto dipamerkan memanfaatkan selasar, gang dan sudut-sudut pasar yang menjual barang-barang antik ini. Uniknya foto-foto dan beragam objek pameran lainnya tidak hanya ditempel di dinding atau panel sebagai mana lazimnya pameran. Foto-foto dipajang lemari, meja, kaca rias, hingga pagar selasar.

Untuk menikmati foto-foto tadi pun pengunjung harus berjalan hingga mencari-cari ke pojokan pasar. Termasuk harus membuka laci dan lemari. Ya, karena beberapa foto dipamerkan di dalam perlengkapa furnitur yang berusia puluhan tahun tadi.

Beberapa lokasi memiliki penerangan yang cukup untuk melihat foto yang dipamerkan ini namun ada pula yang memerlukan penerangan lampu senter dari ponsel untuk menerangi. Panitia pun memberikan selebaran agar  menyalakan lampu senter di lokasi yang cukup remang ini.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement