Perajin menunjukan aksesoris yang terbuat dari batu giok di Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Kamis (10/3/2022). Aksesoris batu giok Aceh seperti kalung, gelang, batu cincin, jam tangan, gelas dan liontin tersebut diekspor ke beberapa negara di Asia, namun para perajin giok di daerah tersebut terkendala pengiriman ke luar negeri karena tidak ada jasa pengiriman luar Negeri di Aceh sehingga harus mengunakan jasa pengiriman melalui Surabaya dengan biaya yang mencapai Rp400 ribu sampai Rp850 ribu per ekspedisi. (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)

Perajin menunjukan aksesoris yang terbuat dari batu giok di Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Kamis (10/3/2022). Aksesoris batu giok Aceh seperti kalung, gelang, batu cincin, jam tangan, gelas dan liontin tersebut diekspor ke beberapa negara di Asia, namun para perajin giok di daerah tersebut terkendala pengiriman ke luar negeri karena tidak ada jasa pengiriman luar Negeri di Aceh sehingga harus mengunakan jasa pengiriman melalui Surabaya dengan biaya yang mencapai Rp400 ribu sampai Rp850 ribu per ekspedisi. (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)

Perajin membelah bahan baku batu giok untuk pembuatan aksesoris giok di Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Kamis (10/3/2022). Aksesoris batu giok Aceh seperti kalung, gelang, batu cincin, jam tangan, gelas dan liontin tersebut diekspor ke beberapa negara di Asia, namun para perajin giok di daerah tersebut terkendala pengiriman ke luar negeri karena tidak ada jasa pengiriman luar Negeri di Aceh sehingga harus mengunakan jasa pengiriman melalui Surabaya dengan biaya yang mencapai Rp400 ribu sampai Rp850 ribu per ekspedisi. (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)