Perajin menyelesaikan proses pembuatan perahu nelayan berbahan dasar karung goni bekas di Desa Paya Lumpat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Kamis (9/3/2023). Inovasi pemanfaatan karung goni bekas untuk pembuatan perahu nelayan binaan Universitas Teuku Umar (UTU) dan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) tersebut mampu memproduksi 4-9 perahu per bulan yang kemudian dipasarkan ke berbagai daerah di Aceh dengan harga Rp3 juta sampai Rp7,5 juta per unit tergantung ukuran dan tingkat kesukaran dalam pembuatan. (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)
Perajin menyelesaikan proses pembuatan perahu nelayan berbahan dasar karung goni bekas di Desa Paya Lumpat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Kamis (9/3/2023). Inovasi pemanfaatan karung goni bekas untuk pembuatan perahu nelayan binaan Universitas Teuku Umar (UTU) dan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) tersebut mampu memproduksi 4-9 perahu per bulan yang kemudian dipasarkan ke berbagai daerah di Aceh dengan harga Rp3 juta sampai Rp7,5 juta per unit tergantung ukuran dan tingkat kesukaran dalam pembuatan. Antara/Syifa Yulinnas (FOTO : Antara/Syifa Yulinnas)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Perajin menyelesaikan proses pembuatan perahu nelayan berbahan dasar karung goni bekas di Desa Paya Lumpat, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Kamis (9/3/2023).
Inovasi pemanfaatan karung goni bekas untuk pembuatan perahu nelayan binaan Universitas Teuku Umar (UTU) dan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) tersebut mampu memproduksi 4-9 perahu per bulan yang kemudian dipasarkan ke berbagai daerah di Aceh dengan harga Rp3 juta sampai Rp7,5 juta per unit tergantung ukuran dan tingkat kesukaran dalam pembuatan.
sumber : Antara