Jumat 12 Jan 2024 18:34 WIB

Jokowi Bertemu Presiden Vietnam, Bahas ZEE Laut Cina

Pertemuan bahas sejumlah isu termasuk keamanan Laut Cina Selatan hingga perdagangan..

Red: Tahta Aidilla

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (FOTO : Dok Rusman/ Biro Pers Istana)

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (FOTO : Dok Rusman/ Biro Pers Istana)

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (FOTO : Dok Rusman/ Biro Pers Istana)

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (FOTO : Dok Rusman/ Biro Pers Istana)

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (FOTO : Dok Rusman/ Biro Pers Istana)

Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (FOTO : Dok Rusman/ Biro Pers Istana)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024).

Pertemuan membahas sejumlah isu termasuk keamanan Laut Cina Selatan hingga kerja sama perikanan. Indonesia dan Vietnam memperkuat hubungan melalui investasi korporasi, lebih banyak perdagangan. 

Sebelum kunjungan Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelesaikan kode etik (CoC) Laut Cina Selatan – jalur perairan strategis untuk perdagangan dan energi, yang telah lama tertunda.

Indonesia dan Vietnam sepakat pada 2022 untuk mengakui batas-batas Zona Ekonomi Eksklusif mereka di Laut Cina Selatan, sebuah langkah yang dipandang sebagai tantangan bagi Beijing, yang mengklaim hampir seluruh jalur perdagangan strategis tersebut.

sumber : Dok Rusman/ Biro Pers Sekretaria
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement