Kamis 04 Jun 2015 11:52 WIB

Ada di Glodok, Pangkas Rambut Kot Tang Sudah Berdiri Sejak 1936

.

Rep: Raisan Al Farisi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Pangkas Rambut Ko Tang (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Pangkas Rambut Ko Tang (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Pangkas Rambut Ko Tang (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Pangkas Rambut Ko Tang (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Pangkas Rambut Ko Tang (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Pangkas Rambut Ko Tang (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Suasana pangkas rambut Ko Tang yang berada di Jalan Pintu Besar 3, Jakarta Barat, Kamis (25/9). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

Suasana pangkas rambut Ko Tang yang berada di Jalan Pintu Besar 3, Jakarta Barat, Kamis (25/9). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Kedai potong rambut Ko Tang, yang terletak di sebuah gedung tua terhimpit deretan penjual nasi campur di Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat. Siapa sangka, kedai cukur yang selamat dari kebakaran besar yang melanda Pasar Gloria 2009 lalu ini telah berdiri sejak tahun 1936.

Usianya kini menginjak 78 tahun, kedai cukur tertua yang masih beroperasi di Jakarta. Layak bila disebut sebagai saksi sejarah. Ko Tang memang lain dengan tempat cukur lain di Jakarta, atau mungkin di Indonesia. Ada beberapa keunikan di sini yang jarang ditemukan di tempat lain.

Selain prosesi “korek kuping” yang khas, cara mencuci rambut yang masih menggunakan wastafel, dan perabotan kuno, ada satu hal lagi yang kental terasa di sini: kekeluargaan. Pelanggan Ko Tang bisa dibilang pelanggan senior fanatik yang sudah berpuluh tahun mencukur rambut di Ko Tang.

Suasana akrab otomatis terjalin begitu saja setiap kali pelanggan datang untuk bercukur. Bila seorang pelanggan datang, mereka biasanya akan disambut dengan sapaan akrab atau sekedar candaan siang hari yang meluruhkan penat. Belum cukup, secangkir kopi susu siap datang ke meja cukur pelanggan untuk menghangatkan obrolan. "Kami sudah seperti keluarga," ujar Ci A Cin yang bertugas menjaga kasir belum lama ini.

Namun, nampaknya perkara "pelanggan senior fanatik" ini bisa jadi pisau bermata dua. Di samping hal itu menguntungkan Ko Tang untuk mendatangkan pelanggan tetap, namun justru mereka lah satu-satunya pelanggan bagi Ko Tang. "Anak muda nyarinya salon modern," ujar Ji Sin. Pelanggan Ko Tang diakui Ji Sin dan rekan-rekannya semakin menyusut.

Bila dulu Ko Tang bisa menerima puluhan pelanggan dalam sehari, kini sepuluh pelanggan saja bagi mereka sudah banyak. "Biasanya di bawah sepuluh," ujar Ji Sin mengisahkan. Ji Sin mengenangkan, dahulu Ko Tang memiliki 9 buah kursi cukur seperti Belmont dan Johnson yang masih mereka miliki saat ini.

Sembilan kursi itu, menurut penuturan Ji Sin, berjejer rapi di sisi kiri pintu masuk yang dindingnya terpasang kaca selebar 70 cm. Seiring berjalannya waktu, dengan berkurangnya para pencukur rambut yang meninggal dan menyusutnya pelanggan, kini Ko Tang hanya menggunakan tiga buah kursi cukur hidrolik yang masih berfungsi baik.

Meski pelanggan terus menyusut, para pegawai Ko Tang (yang juga cukup berumur) sama sekali tidak mempermasalahkannya. Mereka menganggap memang beginilah jalan sebuah usaha. "Ada dinamika yang harus dijalani", ujarnya.

Bertahan atau tidak, itu memang sebuah misteri. Biarkan pelanggan dan animo masyarakat yang menjawab. Namun bila Anda tertarik untuk berkunjung, silakan datang ke kedai cukur Ko Tang di kawasan Petak Sembilan, Jalan Pintu Besar Selatan 3, dekat dengan Pasar Pancoran, Glodok, Jakarta Barat.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement