Sabtu 09 Jan 2016 19:57 WIB

Persaingan MEA

.

Rep: Agung Suprianto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Peserta khursus mengikuti pelatihan menjahit di tempat khursus menjahit dan bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). (FOTO : Republika/Agung Supriyanto)

Peserta khursus mengikuti pelatihan menjahit di tempat khursus menjahit dan bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). (FOTO : Republika/Agung Supriyanto)

Peserta khursus mengikuti pelatihan menjahit di tempat khursus menjahit dan bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). (FOTO : Republika/Agung Supriyanto)

Peserta khursus mengikuti pelatihan menjahit di tempat khursus menjahit dan bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). (FOTO : Republika/Agung Supriyanto)

Peserta khursus mengikuti pelatihan menjahit di tempat khursus menjahit dan bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). (FOTO : Republika/Agung Supriyanto)

Peserta khursus mengikuti pelatihan menjahit di tempat khursus menjahit dan bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). (FOTO : Republika/Agung Supriyanto)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Peserta kursus mengikuti pelatihan menjahit di Kursus Menjahit dan Bordir "Singer" Jakarta, Sabtu (9/1). Tempat pelatihan kerja serta khursus diharapkan mampu membina sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi persaingan ketenagakerjaan pasar asing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Walaupun telah disepakati sejak 2003, persiapan Indonesia dalam menyongsong MEA tergolong lambat. Untuk bisa menembus pasar MEA pekerja-pekerja Indonesia harus memiliki sertifikasi ASEAN yang dikeluarkan beberapa lembaga terkait. 

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement