Sabtu 10 Sep 2016 21:42 WIB

Strategi Pembelajaran Berbasis Neurosain Uhamka

.

Rep: Wihdan Hidayat, Antara/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison memberikan paparan saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta, Sabtu (10/9). (FOTO : Republika/ Wihdan Hidayat)

Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison (kedua kiri), Moderator Desvian Bandarsyah (dari kriri), serta pakar neurosains Septimar Prihatini, dan Dyah Triarini Indirasari saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta (FOTO : Republika/ Wihdan Hidayat)

Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison (kedua kiri), Moderator Desvian Bandarsyah (dari kriri), serta pakar neurosains Septimar Prihatini, dan Dyah Triarini Indirasari saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta (FOTO : Republika/ Wihdan Hidayat)

Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison memberikan paparan saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta, Sabtu (10/9). (FOTO : Republika/ Wihdan Hidayat)

Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison memberikan paparan saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta, Sabtu (10/9). (FOTO : Republika/ Wihdan Hidayat)

Strategi Pembelajaran Neurosains. Direktur Pusat Neurosains UHAMKA Rizki Edmi Edison memberikan paparan saat seminar pendidikan di UHAMKA, Jakarta, Sabtu (10/9). (FOTO : Republika/ Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Kemampuan optimal otak manusia menyerap pelajaran hanya 20 menit pertama. Setelah itu kemampuannya menurun. 

Hal itu diungkapkan Direktur Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) dr Rizki Edmi Edison PhD pada seminar bertema Strategi Pembelajaran Berbasis Neurosains di Uhamka Jakarta, Sabtu (10/9).

"Kebanyakan guru tidak paham soal ini. Mereka bicara di depan kelas bisa lebih dari 50 menit, padahal kemampuan siswa mendengar rata-rata hanya 20 menit," kata Rizki. 

Karena itu, ia menganjurkan, setiap 20 menit penyampaian pelajaran, siswa diberi waktu istirahat dengan disuruh bergerak, berdiri atau berjalan keluar kelas, sehingga dalam beberapa menit siswa bisa kembali duduk menerima pelajaran dengan konsentrasi yang maksimal.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka, lanjut dia, telah mulai menerapkan metode hasil riset ilmiah neurosains ini agar mahasiswanya mampu menyerap setiap pelajaran dengan baik, di mana setiap 20 menit disampaikan satu fokus topik.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement