Rabu 03 May 2017 22:35 WIB

Seba, Persembahan Warga Baduy (Bagian 2)

.

Rep: Raisan Al Farisi/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Berbagai hasil bumi dan hasil olahannya dipersembahkan (seba) oleh suku Baduy kepada penguasa setempat. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Suku Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru bermotif batik. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Prosesi seba juga diisi dengan dialog antara pemerintah dan warga baduy tentang berbagai hal. (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Warga Baduy Dalam dan Baduy Luar di Pendopo Kabupaten (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Warga Baduy antusias mengikuti prosesi seba kepada pemerintah setempat di pendopo kabupaten (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

Usai upacara Seba, beberapa warga baduy beristirahat di pendopo (FOTO : Raisan Al Farisi/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Masyarakat Baduy Dalam memilih berjalan ke pendopo dengan kaki telanjang. Sementara masyarakat Baduy Luar yang memiliki sedikit kelonggaran adat berinteraksi dengan kemajuan teknologi boleh menggunakan kendaraan, seperti truk. Hasil bumi seperti pisang dan gula aren yang akan dijadikan persembahan bagi Ibu Alit dan Bapak Ageung atau kepala daerah, tak luput mereka bawa. Di setiap kabupaten yang mereka lewati, rombongan disambut sebagai tamu istimewa dengan berbagai macam prosesi adat.

Setelah tiba di pendopo Kabupaten Rangkasbitung, mereka mulai membuka dialog dengan pemerintah setempat. Kedua belah pihak membahas beberapa masalah, seperti kebutuhan masyarakat, kondisi alam, hukum, hingga masa depan budaya dan adat Suku Baduy. Selepas berdialog dengan sejumlah pejabat daerah, sebagian masyarakat Baduy memilih untuk berjalan-jalan di alun-alun kota dan menginap di pendopo. 

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement