Seorang ibu memandikan anaknya di tempat pengungsian korban gempa bumi di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Pengungsi korban gempa bumi menjemur pakaian miliknya di sekitar tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Seorang pengungsi korban gempa bumi mencuci pakaian mengunakan air dari parit di dekat tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
Seorang pengungsi korban gempa bumi mencuci pakaian mengunakan air dari parit di dekat tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8). (FOTO : Zabur Karuru/Antara)
inline
JAKARTA -- Salah satu persoalan yang dihadapi korban gempa NTB adalah susahnya mencari air untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK). Mereka terpaksa harus berjalan jauh mencari sumber air ke sungai atau mengantre panjang di sumur terdekat. Bahkan, karena susahnya air, pengungsi terpaksa buang kotoran di hutan terdekat.
Merespons kondisi tersebut beberapa lembaga zakat berinisiatif mendirikan fasilitas MCK. Namun jumlahnya belum sebanding dengan penampungan pengungsi yang ada. Diperlukan bantuan serupa lebih banyak untuk menyediakan fasilitas mendasar ini di berbagai wilayah NTB.
sumber : Antara