Warga menaiki eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Warga turun dari eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
Warga menaiki eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
Warga turun dari eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
Warga turun dari eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
Warga turun dari eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
Warga menaiki eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
Warga saat akan menaiki eretan yang terbuat dari bambu untuk melewati Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). (FOTO : Putra M Akbar/Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Banjir bandang dan longsor meninggalkan nestapa bagi warga yang terdampak langsung. Namun bagi warga yang tidak langsung terkena banjir masih juga terdampak akibatnya. Beberapa fasilitas infra struktur transportasi berupa jembata ikut terputus. Akibatnya kegiatan sehari-hari mereka menjadi terganggu.
Seperti warga Desa Karehkel, Leuwiliang yang harus menggunakan ereta untuk menyeberangi Sungai Cikaniki di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1). Eretan itu menjadi satu-satunya akses warga untuk menyeberang dari Desa Karehkel, Leuwiliang menuju Desa Leuwibatu, Rumpin, karena jembatan penghubung antar desa tersebut hancur akibat bencana banjir bandang.
sumber : Republika