Kamis 14 Oct 2021 18:15 WIB

Aksi Larung Sengkolo di Jembatan Gondolayu

Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol sengkala..

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Peserta usai berdoa saat Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10). Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai manifestasi penolakan wacana pembubaran Densus 88. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Prosesi Larung Sengkolo oleh komunitas yang menamakan diri Aku Cinta Indonesia di Jembatan Gondolayu, Yogyakarta, Kamis (14/10).

Dalam prosesi ini mereka melarung wayang Buta Cakil sebagai simbol kejahatan atau sengkala. Larung Sengkolo ini sebagai aksi mereka yang menolak wacana pembubaran Densus 88.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement