Kamis 29 Dec 2022 10:11 WIB

Menengok Lapak Agen Koran di Cikapundung Bandung

Cikapundung adalah pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970. .

Rep: Abdan Syakura/ Red: Mohamad Amin Madani

Warga membeli koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Agen dan loper koran menata koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. Republika/Abdan Syakura (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Agen dan loper koran menata koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. Republika/Abdan Syakura (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Agen koran menata koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. Republika/Abdan Syakura (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Agen koran beraktivitas di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. Republika/Abdan Syakura (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Agen dan loper koran menata koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. Republika/Abdan Syakura (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Aktivitas jual beli koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022). Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. Republika/Abdan Syakura (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Warga membeli koran di salah satu lapak di Kawasan Cikapundung, Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Kamis (29/12/2022).

Berdasarkan keterangan agen koran di salah satu pusat distribusi koran dan majalah yang telah ada sejak 1970 tersebut, omzet penjualan koran menurun hingga 10 kali lipat atau hanya 180 eksemplar per hari dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir yang mampu menjual 1.800 eksemplar per hari. Hal tersebut dikarenakan konvergensi media cetak ke daring dan akses informasi yang mudah melalui internet serta biaya produksi koran yang mahal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement