Jumat 06 Oct 2017 23:51 WIB

Bercocoktanam di Bantaran Ciliwung (2)

.

Rep: Putra M Akbar/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Dengan sedikit kreatifitas sampah sepatu bekas menjadi medium tanam. (FOTO : Putra M Akbar)

Perlengkapan yang digunakan relatif sederhana. (FOTO : Putra M Akbar)

Sudut lain lokasi 'bertani' berisi informasi dan dokumentasi warga. (FOTO : Putra M Akbar)

Kegiatan 'bertani' di kawasan telah menarik perhatian hingga badan dunia PBB. (FOTO : Putra M Akbar)

Agus Dian dan beberapa anggota Kelompok Tani Sehati. (FOTO : Putra M Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agus mengaku usahanya yang sudah berjalan hampir 4 tahun tersebut berawal dari hobinya bercocok tanam. Bersama istrinya, Yani Sumarni, Agus memulai  pembibitan pertamanya pada tahun 2014. Hingga kini Kelompok Tani Sehati memiliki 15 anggota aktif di sepanjang lahan pertanian yang berada di bantaran Sungai Ciliwung tersebut.

Meskipun perkembangan teknologi di bidang pertanian sudah semakin maju, Agus tetap menerapkan metode tradisional  untuk merawat tanaman-tanaman organik yang dimilikinya. Salah satunya dengan tetap menggunakan pupuk organik agar hasil tani tersebut tetap alami serta terjamin kesehatan dan kandungan gizinya.

Sayuran yang ditanamnya pun beraneka macam seperti seledri, kaylan, selada, sawi pakcoy, sawi putih, bawang merah, dan lain-lain. Bahkan, selang setahun dari usahanya di bidang sayuran, Agus bersama para Kelompok Tani Sehati merambah kebunnya dengan aneka buah-buahan. “Pada awalnya hanya menanam sayur-sayuran saja, namun setelah jalan setahun kita mencoba menanam buah-buahan juga,” kata Agus.

Tanpa disangka usaha bercocok tanam yang dilakukan Agus dan Kelompok Tani Sehati menarik perhatian dunia.  Banyak yang secara sengaja datang berkunjung ke kebun ini untuk sekedar lihat-lihat atau mencari tahu metode cocok tanam yang diterapkannya, mulai dari warga luar kampung, mahasiswa, pegiat lingkungan, jajaran perangkat daerah, hingga perwakilan dari PBB.

Dari semua jerih payahnya dalam bertani di belantara Ibu Kota, Agus berharap, melalui kebun kecil miliknya dapat memberikan contoh tidak ada alasan untuk tidak menghijaukan Jakarta. “Asalkan ada niat, keinginan dan usaha,pasti ada jalan untuk membuat lingkungan sekitar kita menjadi lebih baik,” tutup Agus.n ed: yogi ardhi

 

 

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement