REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Polisi di Korea Selatan (Korsel) harus siaga satu untuk mengawasi kritikus dan pendukung Presiden AS Donald Trump yang tiba di negara tersebut. Puluhan demonstran anti-Trump berkumpul di dekat istana presiden Blue House dengan spanduk bertuliskan "Trump TIDAK disambut!" Dan "katakan tidak pada Trump, dan katakan tidak pada perang."
Para demonstran menuduh Trump membangkitkan kebencian dengan Korut dan menekan Seoul untuk membeli lebih banyak senjata ke AS. Mereka juga menuduhnya menekan Seoul untuk melakukan kesepakatan kembali perdagangan bebas bilateral antara kedua negara tersebut sehingga lebih menguntungkan AS.
Sementara itu ada pula pendukung Trump, yang kebanyakan dari mereka adalah kaum konservatif. Mereka juga akan menghiasi jalanan untuk menunjukkan bahwa warga Korsel terbagi dalam beberapa garis ideologis dan generasi.
Para demonstran baik pro maupun anti-Trump berdemonstrasi duel dengan damai dalam beberapa pekan terakhir menjelang kedatangan Trump. Banyak warga Korsel yang khawatir tentang retorika Trump soal Korut, mencakup ancaman opsi militer akan meningkatkan risiko perang yang tidak diinginkan di Semenanjung Korea. Yang dinilai dapat merugikan ribuan warga Korsel.