Senin 15 Jun 2015 18:02 WIB

Mengintip Rehabilitasi Owa Jawa di Ciwidey

.

Rep: Septianjar Muharram/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Sejumlah jenis buah-buahan di persiapkan untuk makan sore Owa Jawa di Yayasan Aspinal di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. (FOTO : Republika/Septianjar Muharam)

Dua ekor Owa Jawa yang kembali dilepasliarkan di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. (FOTO : Republika/Septianjar Muharam)

Salah satu pengasuh satwa menunjukan kawat ber aliran listrik yang membatasi kandang Owa Jawa di Yayasan Aspinal di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. (FOTO : Republika/Septianjar Muharam)

Fasilitas kandang khusus Owa Jawa yang dikelola Yayasan Aspinal di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. (FOTO : Republika/Septianjar Muharam)

Seekor Owa Jawa bertengger bersama anaknya di salah satu kandang di Yayasan Aspinal di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. (FOTO : Republika/Septianjar Muharam)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Owa Jawa (Hylobates moloch)  merupakan salahsatu primata endemik Jawa yang penyebaranya hanya ada di Jawa Barat dan sebagian kecil di Jawa Tengah. Mereka merupakan satwa aboreal atau satwa yang tergantung terhadap keberadaan pepohonan.

Menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) primata yang hidup monogami ini berada di level hampir punah atau berpotensi punah dengan peluang sebesar 50% dalam kurun waktu satu dekade mendatang.

Ancaman kepunahan ini datang akibat hilangnya habitat , dari pembukaan hutan atau deforestasi untuk berbagai keperluan. Di samping itu, anak-anak owa kerap ditangkapi (jika perlu dengan membunuh induknya lebih dulu) untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai hewan timangan bergengsi.

 

Pengembangbiakan dengan cara memasangkan Owa Betina dan Jantan dalam satu kandang di tempat rehabilitasi tersebut secara langsung dapat menjadi salah satu cara untuk menambah populasi jenis primata yang sudah hampir punah tersebut.

Adalah Pusat Rehabilitasi Primata Jawa Yayasan Aspinal di Kawasan Patuha, Ciwidey, Kab. Bandung. yang berusaha memasangkan  Owa Jawa tersebut untuk berkembangbiak. Mereka kemudian dilepasliarkan kembali kehabitat alaminya untuk menempuh kehidupanya kembali ke alam liar yang bebas di Gunung Tilu, Tenjolaya, Kabupaten Bandung.

 

sumber : Republika Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement